Puluhan Difabel dalam Acara Funtastic Night Run Situbondo
Sejak dideklarasikannya Situbondo menjadi
Kabupaten Inklusi (16/12/18), semakin banyak teman difabel terlibat dalam
kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
Salah satunya ialah partisipasi teman difabel
dalam acara Funtastic Night Run –lomba lari malam-malam (16/02/19).
Rute lomba dimulai dari Jl. Kartini (Alun-Alun) menuju Jl. Ahmad Jafar, Jl.
Ahmad Yani, Jl. Madura, Jl. Pemuda, dan berakhir di Alun-alun dengan estimasi
jarak tempuh sekitar 5 Km.
Terdapat puluhan teman difabel yang tergabung
dalam lembaga Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo (PPDIS) yang ikut
berpartisipasi. Dengan ragam kedisabilitasan dan jenjang umur, semua ikut
berlari, ada juga yang berjalan cepat, menggunakan kursi roda, dan tongkat
kruk.
Di tengah-tengah teman difabel, nampak Tatok
Hardiyanto, seorang atlet Nasional Paralympic, yang menjadi kebanggaan
Kabupaten Situbondo. Keputusan Tatok bersama teman-teman difabel berpartisipasi
dalam Funtastic Night Run ialah untuk menunjukkan kepada
masyarakat bahwa difabel juga memiliki kemampuan di bidang olahraga. Terbukti
semua teman difabel satu per satu berhasil mencapai garis finish dengan
gembira.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberi
penghargaan kepada Ferdi dan Aswan untuk kategori teman tuli. Ganu’ dan Ima
untuk kategori teman Down Syndrome. Ani dan Rara untuk kategori
teman pengguna kursi roda. Kemudian untuk kategori khusus dianugerahkan kepada
Ardy dan Nur Rahmatillah karena tekad, semangat, dan keunikannya.
Luluk Ariyantiny, selaku Ketua PPDIS merasa
terharu dengan antusiasme dan semangat teman-teman difabel yang sudah mau
berpartisipasi ikut lomba lari. Kemudian kepada Pemerintah Kabupaten Situbondo,
Polres Situbondo, Kodim 0823, KONI Situbondo, dan seluruh panitia, Luluk juga
merasa bangga, karena mereka telah memberi kesempatan yang sama bagi
teman-teman difabel.
Namun,
masih ada satu hal dalam pandangan Luluk yang luput dari perhatian panitia.
“Kan jargon kegiatan ini: Tidak Boleh Ada yang Ditinggalkan, tetapi kenapa
panitia tidak menunggu atau menyambut peserta difabel sampai semua tiba di
garis finish? Luluk menyayangkan.” []
Tidak ada komentar: