PPDiS dan Program SOLIDER-INKLUSI Gelar Pelatihan GEDSI dan Pembangunan Inklusif di Situbondo
Sesi foto bersama setelah Pelatihan Perspektif GEDSI dan Pembangunan Inklusif/Istimewa
Situbondo—PPDiS
(Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo) didukung oleh Program SOLIDER-INKLUSI menyelenggarakan
Pelatihan GEDSI dan Pembangunan Inklusif yang dihelat pada Rabu—Kamis, 14—15
Juni 2023. Pelatihan tersebut mengundang pemerintah desa, pemerintah kecamatan,
dan tokoh masyarakat dari dua desa, yakni Desa Trebungan dan Desa Tanjung
Glugur, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo.
Pelatihan
ini sendiri adalah pelatihan kedua yang digelar oleh PPDiS pada bulan ini dengan
mengundang stakeholder dari pemerintah desa, pemerintah kecamatan, dan
tokoh desa. Pelatihan sebelumnya digelar di Aula Kelurahan Mimbaan, Kecamatan
Panji, Kabupaten Situbondo pada 7—8 Juni 2023.
Pelatihan
yang mengambil tempat di Aula SMK Daerah Situbondo itu dihadiri oleh Kepala
Desa Trebungan, Noer Hasan, dan Kepala Desa Tanjung Glugur, Anisatul Arifah,
beserta sekretaris desa, kasi (kepala seksi), dan kaur (kepala urusan) dari
kedua desa dampingan PPDiS tersebut. Hadir pula dalam pelatihan itu unsur BPD,
unsur Pemerintah Kecamatan Mangaran, dan bidan desa.
Perspektif
GEDSI adalah materi pada hari pertama. GEDSI merupakan kependekan dari Gender
Equality, Difability and Social Inclusion. “Kalau Bahasa Indonesianya
adalah kesetaraan gender dan kesetaraan sosial,” kata Imam Sufyan, fasilitator
pada hari pertama dalam pelatihan. Sufyan, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa GEDSI
adalah konsep yang memastikan inklusi dan partisipasi penuh dari individu
dengan berbagai latar belakang, termasuk perempuan, keberagaman gender,
anak-anak, difabel, serta mereka yang terdiskriminasi dan terpinggirkan.
Masih
menurut Sufyan, tujuan GEDSI adalah 1) memastikan sudut pandang GEDSI bagian
penting dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi, 2)
mengatasi ketidaksetaraan, 3) mengidentifikasi peluang, dan 4) menghapus
ketidakadilan.
Materi
kedua adalah pembangunan inklusif yang difasilitatori oleh Fathor Rosi. Materi
pembangunan inklusif ini terbagi ke dalam beberapa bab. Salah satu materi yang
disampaikan oleh pria yang juga berprofesi menjadi pendamping desa di Kabupaten
Situbondo ini adalah pendekatan Twin Tracks Approach. “Twin Tracks
Approach ini menggabungkan tindakan spesifik pada pemberdayaan dan
pengarusutamaan difabel dalam penyusunan dan implementasi kebijakan,” ujar
Rosi.
Menurut
keterangan tertulisnya, Fathor Rosi menjelaskan bahwa tujuan materi pada hari
kedua ini adalah peserta pelatihan memiliki bangunan dasar pemahaman dan
keterampilan yang komprehensif mengenai aplikasi perspektif GEDSI dalam pelaksanaan
pembangunan yang inklusif di desa.
Materi-materi
pelatihan yang dilaksanakan secara maraton dalam dua hari tersebut
menggabungkan beberapa metode dalam penyampaian materinya, yaitu paparan,
diskusi kelompok, curah gagasan, dan simulasi.
Ketika
dikonfirmasi di tempat terpisah, Bella Dwi Indah Sari, Project Officer
Program SOLIDER-INKLUSI Kabupaten Situbondo, mengatakan bahwa output yang diharapkan dari pelatihan ini adalah
para peserta memiliki pengetahuan, pemahaman, dan wawasan mengenai pembangunan
inklusif dengan perspektif GEDSI, dan mampu merumuskan strategi implementasi
inklusif serta memiliki kemampuan dalam mendesain kegiatan lalu menyampaikan
informasi pelatihan kepada pemangku kepentingan di daerahnya.
Tidak ada komentar: