Bank BRI Situbondo Gandeng PPDiS untuk Pelatihan Interaksi dengan Difabel dalam Transaksi Perbankan
Sesi foto bersama setelah pelatihan berinteraksi dengan difabel yang diinisiasi oleh Bank BRI Kantor Cabang Situbondo/Istimewa
Situbondo—Bank
BRI Kantor Cabang Situbondo menggandeng Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo
(PPDiS) guna menggelar pelatihan berinteraksi dengan difabel pada Jumat
(16/06/2023). Pelatihan ini bertujuan untuk mengakomodasi nasabah difabel dalam
melakukan transaksi perbankan di kantor-kantor BRI se-Kabupaten Situbondo.
Hadir dalam pelatihan ini, Direktur PPDiS, Luluk Ariyantiny, Project Manager
PPDiS, Santoso, dan sejumlah staf dari PPDiS. Turut datang, Moh. Abu Hasan,
difabel tuli, yang didapuk menjadi salah satu instruktur pelatihan ini.
Lebih
lanjut, Mbak Luluk, sapaan akrab Luluk Ariyantiny, mengawali pelatihan dengan
menanyakan partisipan tentang apa difabel itu. Menurutnya, difabel adalah
individu yang mengalami kesulitan fisik, sensoris, dan/atau intelektual dalam
jangka waktu lama untuk berinteraksi penuh dengan lingkungannya. “Jadi, tidak
ada lagi penyebutan cacat bagi penyandang disabilitas sekarang,” ucapnya menambahkan.
Luluk
Ariyantiny menjelaskan bahwa hak-hak difabel dilindungi oleh Undang-Undang No.
8 Tahun 2016. “Undang-Undang ini menempatkan penyandang disabilitas untuk mendapatkan
kesempatan yang sama dalam upaya pengembangan dirinya melalui kemandirian
sebagai manusia yang bermartabat dalam perspektif HAM,” jelasnya kepada 35
peserta pelatihan yang kali ini berasal dari unsur satuan pengaman BRI atau
satpam.
Pelatihan
berlanjut dengan simulasi interaksi antara peserta pelatihan dengan difabel
fisik dan difabel netra dalam melakukan transaksi perbankan. Ada beberapa
peserta pelatihan yang diminta untuk menutup matanya lalu berperan sebagai
difabel netra dan beberapa yang lain diminta memberikan akomodasi dalam
melakukan transaksi di bank. Ada juga peserta pelatihan yang diminta
menggunakan tongkat (crutch) sebagai alat bantu jalan dan peserta
yang lain diminta berinteraksi dengannya untuk melakukan aktivitas di bank.
Mayoritas peserta pelatihan masih kikuk dalam berinteraksi dengan difabel meski hanya sekadar simulasi. “Nah, inilah gunanya ada pelatihan, bapak-bapak. Biar nanti ketika ada teman-teman difabel masuk ke BRI untuk transaksi, bapak-bapak di sini bisa melayani dengan pas,” ujar Mbak Luluk. Kemudian, Mbak Luluk dengan ditemani Santoso memberikan pemahaman bagaimana cara berinteraksi dengan difabel netra dan fisik melalui pemaparan dan praktik langsung. “Lantas bagaimana bila nasabah yang datang adalah teman tuli (sapaan bagi difabel tuli, Red.)?” tanya Mbak Luluk. Direktur PPDiS ini lalu melanjutkan, “Nah, di sini ada Mas Hasan. Dia adalah difabel tuli yang akan mengajari kita semua cara berinteraksi dengan teman tuli dan juga ada Mas Lana di sini untuk mendampingi. Mas Lana adalah Juru Bahasa Isyarat dari PPDiS.”
Hasan
melalui Lana menjelaskan bahwa berinteraksi dengan difabel tuli pada dasarnya
sama seperti berinteraksi dengan nondifabel. Namun, karena difabel tuli membaca
gerakan bibir orang yang berbicara, maka cara berinteraksinya adalah dengan
berbicara dengan pelan dan bibir tidak tertutup sesuatu, misalnya masker.
Dalam
pelatihan ini pula, Hasan mengajari satpam yang bekerja di kantor-kantor BRI
se-Kabupaten Situbondo itu Bahasa Isyarat. Dengan dibantu Lana dan staf PPDiS
yang lain, Hasan memandu para satpam itu abjad yang dipakai di dalam Bisindo
atau Bahasa Isyarat Indonesia. Bisindo dibentuk oleh kelompok tuli dan muncul
secara alami berdasarkan pengamatan teman tuli. Maka dari itu, Bisindo memiliki
variasi dialek di berbagai daerah. Bisindo disampaikan dengan gerakan dua
tangan.
Pelatihan yang dimulai pukul 16.30 WIB setelah jam operasional itu selesai pukul 17.30 WIB. Pelatihan yang berasal dari inisiatif Bank BRI Kantor Cabang Situbondo tersebut mendapat apresiasi positif dari peserta dan PPDiS. Betty Febry Hapsari, HRD BRI Situbondo, mengucapkan terima kasih kepada PPDiS yang telah hadir memberikan pelatihan berinteraksi dengan difabel guna meningkatkan kualitas layanan. “Kami juga akan mengagendakan pelatihan yang sama bagi teller dan CS,” ujar Betty Febry Hapsari, HRD Bank BRI Situbondo.
Yusi Putri, Project Manager DRF/DRAF, saat dikonfirmasi terpisah menjelaskan bahwa pelatihan tersebut adalah murni dari inisiatif Bank BRI Kantor Cabang Situbondo. “Pelatihan interaksi dengan nasabah difabel ini sekaligus memastikan bahwa tidak ada satu pun yang terlewatkan atau no one left behind termasuk untuk urusan perbankan, Mas,” pungkas gadis cantik yang juga aktif dalam mengadvokasi hak-hak perempuan di Situbondo.
Dengan pelatihan ini, Bank BRI Kantor Cabang Situbondo menunjukkan komitmennya untuk memastikan bahwa nasabah difabel juga dapat merasakan layanan perbankan yang berkualitas tanpa adanya hambatan dalam interaksi.
Tidak ada komentar: