Terima Kasih Telah Menjadi Bagian Temu Inklusi #5

Terima Kasih Telah Menjadi Bagian Temu Inklusi #5

Workshop untuk Penyusunan Kebijakan Desa Inklusi Digelar di Desa Trebungan

SitubondoKamis (18/07/2024), PPDiS memfasilitasi kegiatan Workshop bertajuk "Identifikasi Kebutuhan Kebijakan Desa untuk Menjamin Pemenuhan Hak-hak Difabel di Desa Trebungan". Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kantor Desa Trebungan dan didukung oleh Program SOLIDER-INKLUSI.


Workshop yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan kebijakan desa yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan difabel ini dimulai pukul 09.00 WIB dan dihadiri oleh Kepala Desa Trebungan, Noer Hasan, S.H., Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Pemerintah Desa Trebungan, KDD, LPM, PKK, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan perwakilan pemuda. Sementara itu, yang datang dari PPDiS adalah Luluk Ariyantiny, Direktur PPDiS, dan Yusi Putri, Project Officer PPDiS di Kabupaten Situbondo. Workshop ini juga dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswi Universitas Jember (Unej) yang melakukan kegiatan KKN.


Noer Hasan membuka acara dengan mengukuhkan komitmen Pemerintah Desa Trebungan untuk menjadi desa inklusif dengan terbuka menerima siapa pun dan melayani siapa saja tanpa melihat latar belakangnya. "Desa inklusi bagi saya adalah desa yang menerima siapa pun tanpa melihat latar belakangnya," tegasnya saat memberi sambuatan pascamembuka acara workshop. Melihat perkembangan baik difabel di desa yang beliau pimpin, kepala desa yang telah memimpin dua periode di desa Trebungan itu pun ingin difabel bisa berbuat lebih. "Saya ingin difabel tidak hanya sebagai penerima manfaat, tapi juga bisa memberi manfaat kepada semua," harap Pak Kades. Beliau juga mencontohkan bahwa difabel di desa Trebungan telah mulai tumbuh menjadi pemberi manfaat bagi warga desa Trebungan yang lain, semisal membantu memfasilitasi pelayanan Adminduk dan aktif menjadi pemimpin doa di acara-acara ritual keagamaan warga desa. 



Kepala Desa Trebungan, Noer Hasan, S.H. saat memberikan sambutan/Ahmad Faiz


Workshop ini dilaksanakan guna menjaring aspirasi seluruh elemen warga desa guna mengidentifikasi situasi riil, kebutuhan, permasalahan, dan hal-hal lain terkait pemenuhan hak-hak difabel sesuai dengan 22 hak yang dijamin di dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 dan sesuai dengan kewenangan desa seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 yang terakhir kali diubah dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2024.


Workshop dilaksanakan dengan membagi semua peserta ke dalam kelompok-kelompok kecil dengan melibatkan semua unsur undangan guna mengidentifikasi situasi, persoalan, dan kebutuhan berdasarkan analisa APKM (Akses, Partisipasi, Kontrol, dan Manfaat). Borang analisa dibagi kepada semua peserta dan di tiap kelompok ada satu fasilitator dan notulis yang memandu dan mencatat diskusi. Setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusi mereka di hadapan seluruh peserta workshop.


Luluk Ariyantiny, Direktur PPDiS, memberikan semangat di sela-sela kegiatan workshop/Ahmad Faiz


Setelah presentasi kelompok, workshop ditutup dengan sesi pleno di mana Tim Perumus merangkum semua masukan dan aspirasi dari peserta. Hasil dari pleno ini akan dijadikan dasar dalam penyusunan rancangan peraturan desa yang inklusif. Tim Perumus berkomitmen untuk memfinalisasi hasil workshop dalam waktu dekat dan menuangkannya ke dalam rancangan awal draf peraturan desa. "Hasil workshop hari ini akan dirumuskan ke dalam rancangan awal draf peraturan desa dan kemudian akan kami FGD-kan (Focus Group Discussion, Red.) kembali dengan mengundang semua unsur di desa," ungkap Fathor Rahman salah seorang anggota Tim Perumus. 


Menurut Yusi, sapaan akrab Yusi Putri, PPDiS berharap workshop tersebut dapat menjadi langkah signifikan dari serangkaian langkah-langkah lainnya yang dilaksanakan di desa Trebungan dalam mewujudkan desa inklusif yang menjamin pemenuhan hak-hak difabel. Dengan adanya peraturan desa yang inklusif, difabel di desa Trebungan diharapkan dapat hidup lebih mandiri, berdaya, dan berkelanjutan, sehingga mereka bisa berkontribusi aktif dalam semua lini pembangunan di desa. "Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung pelaksanaan workshop ini. Mari kita bersama-sama terus berjuang untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, ramah, dan setara bagi semua karena aku, kamu, kita, setara!" tutur Yusi saat diwawancarai selepas acara. 



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.